JP - 8 Dewa Brata Rabi


JP-8

Assalamu'alaikum wrm wbr. Alkhamdulillahi robbil'alamiina. Saya merasa sangat bersyukur kepada Allah swt yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang langka ini. Insyaallah ilmu ini ilmu yang sangat bermanfaat untuk mengantisipasi perkembnganjaman akhir ini yang tidak lama lagi akan terjadi perang besar.
Cerita pewayangan kali ini menceritakan tantang kyai dari NU yang memihak kepada barat atau mendukung kebijakan negara - negara barat. Perkumpulan kyai ini dulu pernah ingin menjalin kemitraan (mungkin) dengan ICMI. Tapi karena pilih kasih hubungan ini kemudian terputus. Anggota ICMI memilih menjalin kemitraan dengan ulama senior LDII. Simaklah kisahnya!

DEWA   BRATA   RABI


1         Jejer ing nagari Gyanti Pura, sang Prabu Darma Muka, mios ing pancaniti siniwi ingkang putra Ditya Wahmuka twin Ditya Arimuka, miwah patih Trimuka**1 saha para punggawa pepak. Ingkang rinembag ingkang putra putri Dewi Ambika, Dewi Ambiki twin Dewi Ambaini**2 tinantun krama sami tan arsa. Sang Prabu emeng ing galih, awit kathah para Raja para ratu manca negari ingkang samya anyuwun jodho.**3 Kasaru datengin caraka saking Srawanti Pura. Ditya Kala Citra Rata kinen mangarsa. Caraka dinangu matur ingutus Gusti nira Prabu Citramuka**4, kinen angaturakan nawala, tinampen binuka suraos nyuwun jodho**5 Sang nata ewet ing galih anggenira arsa mangsuli.**6 Ingkang putra kakalih ingkang warni Ditya, nama Ditya Wahmuka twin Arimuka matur supados kawangsulan mawi adeking sayembara prang**7. Sinten engkang saget ngawonaken piyambakipun dados jatu krama kaliyan ingkang mbakyu putri titiga wau. Sang nata asmu suka. Caraka kinen matur gustinira, bilih ingkang putra kinarya sayembara prang, sinten ingkang saged ngawonaken kadangira nama Ditya Wahmuka twin Arimuka punika dadosso jatu kramanipun**8, caraka lajeng amit mundur, ka
liyan bidal. Sang nata dawuh angrakit kalangan ing alun-alun arsa angundangugi.**9 Ditya Wahmuka twin Ditya Arimuka kondur mring Kadipaten sang nata ngadaton.

                        Kamus
Dewa Brata
                        Dewa = orang kuat, penting, berpengaruh
                        Brata = barat
#Orang penting dan berpengaruh, nanti jadi orang kuat yang memihak blok barat dalam perang dunia perang tanding.

Gyanti Pura
                      Gyat     = rajin, tekun
                        Pura     = Indonesia
            #Ada partai / golongan yang sangat giat berorganisasi di Nusantara ini.

Prabu Darma Muka
                        Darma = baik
                        Muka   = wajah / nama
            #Pimpinan dari partai / golongan yang namanya sudah dikenal baik oleh masyarakat dan sering tampil.

Ditya Wahmuka---wah = sanjungan
Ditya Arimuka---ari      = adik pengurus
Ditya Trimuka---tri       = ketiga / anggota-anggota
                        Muka   = wajah / nama
# Anggotanya / pengurusnya adalah orang yang sedang keadaan emosi / sakit hati.

Dewi Ambika, Ambiki, Ambaini---Emban / pembantu
            # (mungkin) ada tiga orang yang jadi anggota kabinet / menteri.

                        Terjemah

Ulama NU Yang Berpihak Barat Bekerjasama
( Dewa Brata Rabi )

1.1       Di Indonesia ada golongan / partai yang sangat giat berorganisasi (*Gyanti Pura). Pimpinannya juga sudah dikenal sebagai orang yang baik (*Prabu Darmo Muka). Mempunyai anak buah / pengurus yang sedang emosi / temperamental (*Ditya), berpenampilan / banyak disanjung  (*Wahmuka) jumlahnya banyak (Arimuka, Trimuka).
1.2       Tidak semua anggotanya temperamental (Ditya) ada juga yang baik. Diantara mereka saat itu ada yang sedang menjabat di kabinet (Ambika, Ambiki, Ambaini).
1.3       Yang menjadi anggota kabinet diminta untuk bekerjasama / bergabung tidak mau. Sudah banyak golongan / partai yang mengajak dia untuk masuk dalam golongannya / partainya tapi ditolak.
1.4       Suatu saat, ada LSM dari luar negeri yang datang ke Indonesia (*Srawanti Pura). LSM itu adalah LSM dari luar negeri yang ciri-ciri negaranya rata (*Citra Rata, Belanda?). Dia diutus oleh pimpinan kumpulan LSM luar negeri yang punya pengaruh yang besar / sering tampil (*Citra Muka).
1.5       Dia menyampaikan keiinginannya untuk bekerjasama.
1.6       Pimpinan golongan / partai merasa repot memberikan jawaban.
1.7       Usulan dari anggota, jawaban untuk LSM luar negeri biarlah ditentukan nanti dalam debat / rapat.
1.8       Siapa yang bisa mengalahkan / memenuhi persyaratan akan diterima. Usulan ini diterima oleh pimpinan golongan / partai.
1.9       Pengurus dan anggota segera menyiapkan acara.
** Jongko ini menceritakan tentang sebuah golongan / partai. Kejadian ini terjadi. Pada waktu itu BJ Habibie masih duduk dalam kabinet / menjadi menteri (emban). Apakah yang dimaksud golongan / kumpulan / partai ini adalah partai Golkar? LSM dari luar negeri manakah yang dulu pernah mengajak bekerjasama. Coba diteliti.

            # Singkat cerita. Di Indonesia ada orang yang giat berorganisasi. Diantara orang yang giat berorganisasi itu, anggotanya ada yang menjadi menteri. Suatu saat dia kedatangan utusan dari luar negeri yang mengajak bekerjasama. LSM yang mengajukan permintaan mungkin dari negera Belanda. Keputusan / jawaban permintaan dari LSM luar negeri nanti akan ditentukan dalam (mungkin) musyawarah nasional.

2         Madeg ing gupit Mandragini, sang padni Wara Swargandini pinarak ing pananggap praba suyasa, ing ngadep ingkang putra Dewi Ambika, Ambiki twin Dewi Ambaini,**1 pepak para parekan, ginem ; dangu sang nata anggenira amanconiti. Kasaru kondorira sang nata, pinenthuk ing garwa, bilih kang putra kinarya sayembara prang. Prameswari suka jumurung ing karsanira sang nata.

                        Kamus
Wara Swargandini
                        Wara - wara = pengumuman,
                        Swarga = telah meninggal / sudah tidak menjadi pengurus lagi.
                        Dini ( Arab )     = Agama
#Ada orang yang terpandang, mempunyai hubungan erat dengan permasalahan agama, apa...?

                        Terjemah
2.1       Pimpinan golongan / partai, rapat bersama mantan tokoh agama yang terhormat yang kini terjun ke dunia politik (Swargandini). Adapun masalah rencana penentuan tiga orang (anggota) kabinet itu nanti akan bergabung dengan siapa? Permasalahan ini menjadi pembicaraan yang begitu lama.

            #Singkat cerita. Anggota kabinet jaman presiden Soeharto yang terdiri dari BJ Habinie cs memiliki sesuatu yang banyak menjadi pembicaraan, yaitu tokoh agama yang terjun kedunia politik. Jadi perkumpulan yang giat berorganisasi ini erat kaitannya dengan perkumpulan tokoh agama. Mungkin mereka ingin memiliki hubungan dengan ulama yang bisa diajak bermitra. Apa mungkin yang dimaksud adalah Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia atau ICMI. Ini juga masih perkiraan.

3         Madeg ing paseban jawi, Patih Trimuka twin para punggawa. Patih Trimuka dawuh ngrakit kalangan ing alun-alun saha dawuh siyaga ingutus undang-undang angadegaken sayembara prang**1. Sinten ingkang saged ngawonaken putra nata, Ditya Wahmuka twin Ditya Arimuka badhe kaganjar putra nata Dewi Ambika, Ambiki twin Ambaini.**2 Sasampunipun samapta lajeng bidallan.


                        Terjemah
3.1       Anggota / pengurus dari sebuah golongan / partai (*gyanti pura) melakukan persiapan untuk musyawarah / rapat / debat dengan peserta yang banyak.
            ** Jumlah peserta yang banyak mungkin semacam musyawarah nasional.
3.2       Siapa yang bisa mengalahkan / mengikuti keinginan dari para pengurus dan anggotanya, nanti dipersilahkan bergabung / bekerjasama dengan BJ Habibie cs yang sedang jadi anggota kabinet.

          # Singkat cerita. Ormas yang memiliki anggota diantaranya BJ Habibie, telah melakukan persiapan musyawarah nasional. Atau mungkin juga, dulu ICMI pernah mengadakan musyawarah masalah golongan ulama islam yang mana yang cocok dijadikan mitra. Perlu diteliti lebih lanjut!

4         Madeg ing Srawanti Pura, Prabu Citramuka, ngadep patih Citra Rata**1 twin para punggawa Ditya. Ginem ; sang nata angarsa-arsa punggawa Ditya ingkang dinuta maring Praja Gyanti Pura sampun sacandra dereng wonten dateng. Sang Prabu miji Punggawa pinisepuh kinen anusul caraka kang dinuta mring Gyanti Pura**2. Ditya Kalamuka, Ditya Kala Dahana, Ditya Kala Maruta**3 sampun mangarsa lajeng dinawuhan sandiko, amit rinilan sarto kinantenan walu cumbu kakalih mantri,**4 lajeng pangkat bibarran. Lampahipun dumugi ing margi kapapag barisan Ditya ing Gyanti Pura, sulayaning rembag dadya prang, wasana sesimpangan margi**5.

                        Kamus
Srawanti Pura
                        Srawanti = sowan
                        Pura = Indonesia
            #Datang ke nusantara, (mungkin) LSM yang mendatangi nusantara ini.

Ditya Kala Muka = wajah,
Ditya Kala Dahana = geni, api, emosi, panas
Ditya Kala Maruta = angin, desas-desus
# mereka adalah orang -orang yang tidak baik, dari wajahnya (Kala Muko) tampaklah kalau dia orang yang emosional (Kala Dahana), orang ini ada dalam desas-desus.


                        Terjemah
4.1       Pimpinan dari LSM luar negeri yang terkenal (*Prabu Citra Muka) dan berpengaruh, sedang bertugas di Indonesia (*Srawanti Pura) mengutus seorang perwakilan LSM dari Belanda (*Citra Rata) untuk mengetahui perkembangan keadaan.
4.2       Orang yang diutus adalah orang-orang yang diwajahnya (*Kala Muko) tampak emosional (*Kala Dahana) Memang orang sampai saat ini hanya ada dal desas-desus (*maruto).
4.3       Setelah datang ke Indonesia mereka sering mendapat masukan-masukan / nasehat-nasehat (*Walu cumbu) pejabat tinggi negara yang mempunyai kedudukan kuat / penting (*Wijo mantri). Suatu saat utusan LSM luar negeri bertemu dengan golongan /partai (*Gyanti Pura) terjadi perselisihan.


5         Madeg ing nagari Ngastino Prabu Santanu, mios ing pandapi ingadep ingkang putra Raden Arya Dewa Brata twin Patih Jaya Prayitna, miwah para punggawa pepak. Ginem ; ingkang putra Dewa Brata tinantun krama tan arsa, awit anglampahi wahdat,**1 sang nata dawuh animbali ingkang putra Raden Citra Gada miwah Raden Citra Sena. Sampun mangarsa, lajeng tinantunan krama, matur bilih tan karsa, awit anglangkahi ingkang raka Raden Dewa Brata, asmu meksa, kang putra Dewa Brata dangu-dangu karsa.**2 Lajeng dinawuhan malebet sayembara dateng ing Praja Gyanti Pura, sarto wineling kinen mampir ing Pratapan Wukir Retawu nyambut Punakawan Semar, Gareng, Petruk lajeng bidal.**3


                        Terjemah
5.1       Di Indonesia ada sebuah golongan / partai yang orangnya banyak menempati posisi dipemerintahan (*Sentanu Raja). Mempunyai Ulama-Ulama penting yang akrab dengan blok barat (*Dewa Brata). Mempunyai wakil-wakil yang selalu siap menjalani tugas setiap saat. Pengurus-pengurus / orang-orang NU menghendaki agar Ulama-Ulama penting / Kyai Langitan (*Dewa Brata) mau bekerjasama / bergabung dengan partai / pengurus lain. Kyai Langitan tidak mau. Dia memilih mandiri / exlusif / tidak bergabung dalam kepengurusan partai (*nglampahi wahdat). Karena didesak terus-menerus oleh NU, akhirnya diterima juga. Sekalian mengikuti acara perlombaan untuk mendapatkan mitra politik. Sebelum berangkat, dinasehati untuk minta dukungan / restu dari keamiran jamaah dan santrinya (mampir ing Pratapan Wukiro Tawu nyambut Punokawan).
#Dulu memang pernah waktu NU mengadakan musyawarah. LDII memberikan bantuan dana. Bagaimana dengan dukungan keamiran terhadap Kyai Langitan, penulis belum tahu.


6         Madeg ing Pratapan Wukira Tawu, sang Bagawan Abiyasa, lenggah ing pacrabakan ingadep para puthut mangu jajanggan miwah Semar, Nala Gareng, Petruk. Kasaru datengipun ingkang raka Raden Dewa Brata, anyariosaken punapa sedya nira, sarta nyambut parepattira titiga. Sang Begawan Abiyasa angaturaken, Raden Dewa Brata lajeng pangkat kaderekaken parepattira titiga.**1


                        Terjemah
6.1       Suatu saat, antara ulama langitan NU dengan ulama sepuh LDII itu memiliki hubungan yang dekat. Disini, kyai langitan menyampaikan sebuah keinginan. Apa yang jadi keinginannya dipenuhi dan didukung oleh keamiran serta jamaah (*kaderkaken parepattiro titiga).


7         Madeg ing madyaning wana, lampahira Dewa Brata twin parepattira titiga dumugi ing wana kapapag baris Ditya saking Srawanti Pura, dadya prang**1. Danawa pejah sadaya jinemparing dening Raden Dewa Brata**2. Raden Dewa Brata lajeng lampahira dateng nagari Gyanti Pura kaderekaken parepattira titiga**3.


                        Terjemah
7.1       Kyai Langitan mulai melaksanakan permintaan (pengurus) NU, suatu saat bertemu dengan LSM dari luar negeri dan terjadi perselisihan. Semua dapat dikalahkan. Keinginan untuk memiliki mitra politik dilanjutkan.
#Barangkali Ulama-Ulama / Kyai-Kyai Langitan mendapat halangan-halangan dari LSM luar negeri. Tapi semua dapat dikalahkan.


8         Madeg nagari Srawanti Pura, Prabu Citra Muko mios ing pandapi, ingadep Patih Citra Rata twin para punggawa ditya.**1 Ginem ; sang nata angarsa-arsa caraka kang dinuta mring Gyanti Pura, sampun mangarsa dinangu matur, bilih nawala winangsulan suraos putranira kinarya sayembara prang. Kasaru datengipun Kyai Wija Mantri matur tiwasing margi. Ditya sami pejah sedaya dening Raden Dewa Brata.**2 Sasampunika lajeng dateng Gyanti Pura angadeggi sayembara. Sang nata miyarsa aturing Kyai Wija Mantri, Teja Mantri duka yayah sinipi, lajeng dawuh mring Patih Citra Rata kinen angundangugi wadya bala**3. Sang Prabu arsa lumurug mring Gyanti Pura.**4 Sasampunira sami samapta, lajeng bidal.


                        Terjemah
8.1       LSM luar negeri (*Srawanti Pura), pimpinannya adalah orang yang terkenal (*citra muka) berasal dari negeri yang rata (*citra rata), anak buahnya orang yang memiliki perasaan amarah (*ditya).
8.2       Membahas tentang anak buahnya yang dikirim untuk tujuan tertentu ternyata gagal. Yang mengagalkan adalah kyai langitan. Keterangan ini berasal dari pejabat pemerintah (*wija mantri) yang jadi erhatian masyarakat (*tejo mantri).
8.3       Karena keinginannya digagalkan. Dia mengajak anak buah yang lain untu mendapatkan tujuannya. 
8.4       Pimpinan LSM luar negeri ingin mendatangi sendiri ormas yang giat berorganisasi di nusantara ini.


9         Madeg ing nagari Gyanti Pura, Prabu Darma Muka, mios ing pandapi, ingadep Patih Trimuka twin para punggawa pepak**1. Ginem ; sang nata andangu denira angrakit kalangan ing alun-alun sampun mirantos**2. Patih Trimuka atur uninga bilih Ratu Srawanti Pura Prabu Citra Muko sawadyanira dateng sampun masanggrahan**3. Wonten ing alun-alun sang nata lajeng dawuh dateng Patih Trimuka kinen ndawuhi ingkang putra Didya Wahmuka twin Arimuka, kinen ndawuhi medal ing jawi. Patih matur sendiko, lajeng sowan mring Kadipaten Sawang-sawangan.


                        Terjemah
9.1       Golongan / partai yang giat berorganisasi di nusantara (*Gyanti Pura) dengan ketuanya yang mempunyai nama baik (*Darma Muka) bersama pengurus dan anggotanya
telah siap.
9.2       Sang pemimpin yang semula memeritahkan untuk mengadakan sebuah pertemuan besar telah siap.
            **Pertemuan besar mungkin semacam musyawarah nasional.
9.3       Dalam acara pertemuan ini, LSM luar negeri juga ikut serta dalam pertemuan. Bisa jadi yang dimaksud adalah kepentingan LSM luar negeri juga ikut dibahas.


10     Madeg ing Kadipaten Ditya Wahmuka lenggah twin kang rayi Didya Arimuka**1. Kasaru sowanipun Patih Trimuka, wus mangarsa, dinangu matur, ingutus ingkang rama Prabu paring uningo, bilih Ratu Srawanti Pura sampun dateng masanggrahan wonten ing alun-alun dinawuhan medalli**2. Didya Wahmuka lajeng medal ing jawi, dumugi ing alun-alun didya Wahmuka twin Arimuka, uningo Prabu Citra Muko sawadyanira sampun masanggrahan lajeng bramantya, prang rame, gentos kalindih. Danguning prang Prabu Citra Muko kalimpe cinepeng sinabetaken ing siti mboten saged obah**3. Para wadyanira sami ngebyuk sadaya, jinemparing kabuncang ing Maruta. Didya Wahmuka twin didya Arimuka lajeng sowan mring kang rama Prabu. Didya Wahmuka twin Arimuka dinangu matur, bilih mengsah Srawanti Pura sampun kawon. Kasaru datengipun Raden Dewa Brata, matur sedya malebet sayembara.**4 Didya Wahmuka twin Arimuka medal ing jawi. Dumugi alun-alun lajeng prang rame, gentos kalindih. Danguning prang, Raden Dewa Brata ginetak kabur, kassaran, Semar matur mring Raden Dewa Brata ingaturan njemparing, dederriro kinanthillan raning teter, twin iris-irisan kunir.**5 Raden Dewa Brata lajeng anglepassi sanjata. Ditya Wahmuka twin Ari Muko kenging, ditya Wahmuka dadya kawah, Arimuka dados ari-ari,**6 Bibarran.


                        Terjemah
10.1     Suatu saat pimpinan dan anak buah berkumpul (*rapat).
10.2     Yang dibahas adalah masalah kedangan LSM luar negeri yang sebentar lagi mengadakan musyawarah.
10.3     Pertemuan antara golongan / partai dari Indonesia dengan LSM dari luar negeri berlangsung alot.
10.4     Lama-lama LSM dari Luar negeri dapat dikalahkan / ditolak / digagalkan, hingga suatu saat giliran Ulama-Ulama NU /Kyai Langitan mengajukan lamaran.
10.5     Begitu ditolak, Ulama-Ulama NU jadi ragu-ragu /minder. Akhirnya dinasehati oleh keamiran LDII agar maju terus sampai berhasil. Dalam debat, Ulama-Ulama NU / Kyai Langitan sampai merasakan hati miris dan dada gemetar (*dederriro kinanthillan raning teter).
10.6     Lama-lama semua anggota golongan / partai (yang selama ini sangat giat) dapat dikalahkan / tidak bisa menolak, dari pengurus sampai anggotanya (*Wahmuka, Arimuka).
            ** Cerita ini menceritakan kalau seolah-olah BJ Habibie dulu pernah bergabung dalam sebuah perkumpulan mungkin partai. Kemudian ada LSM dari luar negari yang menawarkan kerjasama tapi ditolak oleh Habibie. Tetapi setelah yang mengajak adalah kyai langitan, Habibie dan kawan -kawan tidak bisa menolak.

11     Madeg sang Prabu Darma Muka, lenggah ing ngadep Patih Trimuka, twin para punggawa pepak**1. Sang nata uningo manawi kang putra kakalih samya babar dadya kawah twin ari-ari**2. Raden Dewa Brata tinimbalan sampun mangarsa. Ingandikan sang Prabu, lajeng dinaupaken kaliyan kang putra Dewi Ambika**3, pondongan, Dewi Ambika binekta mring papreman lajeng sare**4. Raden Dewa Brata medal lenggah ingadep kang rayi Dewi Ambiki twin Dewi Ambaini**5. Ingandikan kang rayi kakalih lajeng kinen malebet cupu manik, Raden Dewa Brata kundur, ingkang garwa maksih sare lajeng katilar pangkat kedereaken parepattigo**6. Dewi Ambika wungu sare mulat kanan kering, kang garwa tan wonten lajeng anusul**7. Lampahiro Dewa Brata dumugi ing wana katututtan ingkang garwa Dewi Ambika Raden Dewa Brata kandeg**8. Dewi Ambika arsa tumut Raden Dewa Brata datan pareng, kinen wangsul kewala, Dewi Ambika meksa lajeng dipun agar-agari jemparing**9. Dangu-dangu jemparing mrucut kenging Dewi Ambika pejah**10. Kuwandanira rinungkebban musno**11. Ing ngantarikso wonten swara; E..e..e., Dewa Brata, utang iku bakal nyaur, mulo sing ngati-ati, pamalesku besok ing prang Brata Yudo, ana putri prajurit saka ing Pancala Rejo, aku nitis ana ing kono**12. Raden Dewa Brata lajeng lampahiro “.

                        Kamus
Cupu Manik
                        Cupu = jopo, doa, wasiat
                        Manik = berbagai macam
            #Berbagai macam nasehat / wejangan


                        Terjemah
11.1     Keinginan ulama-ulama NU / Kyai Langitan untuk bermitra / bekerjasama tercapai. Sebagian calon mitranya ada yang sementara waktu dihentikan /didiamkan, sebagian lagi ada yang mendapat perlakuan istimewa. Disinilah tampak kalau Kyai Langitan pilih kasih. Yang diperlakukan istimewa mendapat berbagai nasehat-nasehat / wejangan-wejangan (Cupu Manik).
            Ketika Kyai Langitan / ulama-ulama NU (Dewa Brata) semakin jauh terlibat dalam dunia politik dan menghadapi berbagai macam rintangan / ramainya panggung politik (lampahiro dumugi ing wono) mitra politik yang didiamkan (Dewi Ambika) dia juga ingin ikut terjun ke dalam pentas politik bersama kyai-kyai Langitan (Dewi Ambika nututi Dewa Brata), kyai Langitan memutuskan yang didiamkan harus tetap diam. Perbuatan kyai Langitan memutuskan yang didiamkan harus tetap diam. Perbuatan Kyai Langitan membuat mitra politiknya lama-lama berhenti / keluar. Kemudian ada suara peringatan bagi ulama-ulama NU / Kyai langitan (Dewa Brata) “E e e e Kyai Langitan, hutang itu harus mengembalikan (nyaur, makanya yang hati-hati. Pembalasanku besok pada perang tanding perang dunia. Suatu saat nanti ada pasukan perang yang kurang terlatih (Putri Prajurit) yang selalu memperjuangkan Pancasila (Pancala) aku turut bersama dia”. Kyai langitan terus melanjutkan karier politik / dunia politik.
*)Kejadiannya sudah terjadi beberapa tahun yang lalu, sedangkan peringatan yang ditujukan kepada Kyai Langitan / ulama - ulama sepuh NU baru terjadi saat jongko ini dibaca.
*)Menurut jongko, semua perbuatan manusia yang ada di dunia saat ini nanti dalam perang dunia ada pembalasannya, makanya yang hati-hati.


12     Madeg ing nagari Ngastino, Prabu Santanu mios ing padapi, ingadep ingkang putra Raden Arya Citra Gada, Raden Arya Citra Sena twin Patih Jaya Prayitno, pepak para punggawa**1. Kasaru datengipun Raden Arya Dewa Brata, ingiring parepattigo, sampun mangarsa sarwi arawatwaspa**2. Dinangu matur purwo madya wasana, sarto angaturaken rayinipun Dewi Ambika nama Dewi Ambiki, kang nem Dewi Ambaini**3. Sang sareng pirso saklangkung welas ing galih**4. Sang nata lajeng dawuh dinaupaken kaliyan kang putra Raden Arya Citra Gada twin Raden Aryo Citra Sena**5, lajeng pondongan, wus binekta mring papreman, Raden Arya Dewa Brata matur mring rama Prabu Santanu, nyuwun pamit dateng nagari Talkanda**6 , rinillan lajeng bidallan.


                        Terjemah
12.1     Mitra politik Kyai Langitan yang semula diatur /diurusi kemudian dilepas. Kejadian ini terjadi setelah ulama NU menyampaikan kepada pengurus / anggota NU dalam rapat / musyawarah. Mitra-mitra politiknya kemudian diserahkan / dipersilahkan bergabung dengan LSM dari Inggris (Citra Sena) dan LSM dari AS (Citra Gada). Setelah kejadian di atas terjadi. Suatu saat nanti kyai Langitan sering jadi orang yang ngrasani (bhs. Jawa)
#Kyai Langitan itu senang berpolitik tapi tidak mau bergabung dengan partai-partai politik manapun, senang jadi orang yang berpengaruh dan tidak menjadi pengurus partai.
#Kesalahan-kesalahan Kyai Langitan / Ulama-Ulama NU di atas akan disampaikan kepada masyarakat sedunia seiring dengan dibacanya jongko ini. semenjak jongko ini dibaca, Kyai Langitan jadi sering membicarakan tentang LDII dan di dalam hatinya ada rasa saakit hati.


13     Madeg ing nagari Srawanti Pura, Prabu Citra Muko, mios ingadap Patih Trimuka twin para punggawa pepak**1. Ginem ; sang Prabu miyarsa warto bilih putri ing Gyanti Pura sampun kaboyong dateng ing Ngastino**2. Sang nata lajeng dawuh kinen sami siyogo. Sang Prabu arsa lumurug maring Praja Ngastino**3, sampun samapta balanira.


                        Terjemah
13.1     Pimpinan LSM dari luar negeri tahu kabar kalau orang yang akan bekerjasama telah menjadi mitra Ulama NU, dia tidak terima. Akan mencoba lagi merebutnya.


14     Madeg ing Suroloyo, sang Guru lenggah ing Marcukondho madhep sang Narada twin para Dewa, sang Brama, sang Endro, sang Panyarikan, sang Bayu**1, ginem ; sang Guru dawuh dateng sang Narada kadawuhan tumurun maring Ngarcapada, anyendal wayang Raden Arya Citra Gada twin Raden Arya Citra Sena, karsaning sang Guru kangge jangkeping Dewa**2. Sang Narada lanjut mesat maring Ngarcapada anjujug kadhaton ing Ngastino, bibarran.



                        Terjemah
14.1     Di PBB, Sekjen PBB bermusyawarah dengan Badan-Badan Dunia yang lain. Dalam rapat diputuskan ada LSM dari Inggris (Citra Sena) dan dari AS (Citra Gada) ditunjuk menjadi duta PBB (jangkeping Dewa). Pesan dari Sekjen PBB dalam rapat tadi disampaikan melalui staf PBB bagian penerangan yang kebetulan jadi anggota CIA (Narada).
#Apabila pernah ada LSM dari Inggris dan AS yang pernah menjadi Duta PBB dan jadi perhatian, waktu itu BJ Habibie masih jadi anggota kabinet, itulah yang dimaksud dengan Citra Sena dan Citra Gada.


15     Madeg ing nagari Ngastino, Prabu Santanu mios ingadep Patih Jaya Prayitno twin para Punggawa ingkang rinembag sakesahipun ingkang putra Raden Arya Dewa Brata, utawi anggalih kang putra dennira pangantennan**1.
            Ing kadhaton Raden Arya Citra Gada twin kang rayi Citra Sena sami eco anggenira sare, kasaru datengipun sang Narada, uningo samya sare sedaya**2. Raden Arya Citra Gada twin Raden Arya Citra Sena lajeng binekta mring Kahyangan**3. Para garwa sami kaget, uningo ing garwa binekta sang Narada, samya lumajeng matur ing rama**4. Prabu Santanu dupi uningo lajeng klenger**5. Sawungunipun sang Prabu lajeng dateng Talkandha, nedya Ambegawan, Raden Dewa Brata lajeng utusan parepattigo nimbali kang rayi Bagawan Abiyasa. Tan dangu Begawan Abiyasa dateng mangarsa, karsanira kang raka Raden Arya Dewa Brata sang Abiyasa pinasrahan karaton Ngastino twin putri kalih wau kagarwa**6. Ingkang ibu Dewi Durgandini kantun mungging kadhaton momong para putra**7. Raden Arya Dewa Brata ambegawan nedya musul kang rama Prabu Santanu**8. Begawan Abiyasa matur sandiko**9. Kasaru geger ing jawi, datengipun parang muko saking Srawanti Pura, Prabu Citra Muko sawadya balanira dadamel reresah**10. Begawan Abiyasa mios ing jawi. Uningo Prabu Citra Muko sawadya balanira damel reresah angobongi paseban lajeng jinemparing Maruta, Prabu Citra Muko sawadyanira babuncang ing Maruta sirno sadaya**11. Begawan Abiyasa lajeng lenggah ing pandapi, ing ngadep Patih Jaya Prayitno twin para punggawa, samya mangun bajana andra wino**12.


                        Terjemah
15.1     Suatu saat NU pernah dalam rapat membahas Ulama - Ulama NU yang tidak melanjutkan kemitraan politiknya dan masalah mitra politiknya dianjurkan bekerjasama / bergabung dengan LSM dari luar negeri.
                        #Coba diteliti, pernahkan ada rapat tentang cerita-cerita di atas?

            Setelah keadaan tenang (sami eco anggenira sare) tiba-tiba LSM luar negeri yang jadi mitranya partai di Indonesia (mungkin Golkar) mendapat panggilan dari PBB untuk mengakhiri masa tugasnya di Indonesia. Anggota parta iterkejut, kejadian ini dilaporkan ke NU. Pengurus NU (Sentanu Raja) juga terkejut dana tidak bisa apa-apa (klenger). Ulama - Ulama NU memilih melanjutkan menuntut ilmu (Ambegawan). Mitra politik Ulama NU dari anggota Kabinet (mungkin partai Golkar) diserahkan untuk bergabung dengan LDII / dekat dengan LDII (Abiyasa). LDII mulai mempunyai pengaruh di pemerintahan (pinasrahan kedaton Ngastina).
LSM - LSM dari luar negeri bersama pimpinannya tidak terima dengan tingkah Ulama - Ulama NU dan memanas-manasi ke dalam. Mereka semua dilabrak akhirnya semua mundur.
# Kurang lebih th. 1995 ada kabar, BJ Habibie adalah Pejabat Negara yang mempunyai rasa simpati yang besar terhadap LDII. Saya kurang tahu, keterangan detailnya bagaimana.

Waspada :
“Utang iku bakal nyaur, mulo sing ati-ati”
Berutang itu pasti mengembalikan, makanya yang hati-hati


Semoga keterangan saya bermanfaat, dan barokah. Aamiiiiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Ramalan Jayabaya Bait 165 - 166

JP - 5 Jamur Dipo

Misteri Ramalan Jayabaya Bait 173