Misteri Ramalan Jayabaya Bait 167 - 168


Ramalan jayabaya bait 167-170

167. waskita pindha dewa, bisa nyumurupi lahire mbahira, buyutira, canggahira pindha lahir bareng sadina, ora bisa diapusi marga bisa maca ati, wasis, wegig, waskita, ngerti sakdurunge winarah, bisa pirsa mbah-mbahira, angawuningani jantraning zaman Jawa, ngerti garise siji-sijining umat tan kewran sasuruping zaman
- “pandai meramal seperti dewa, dapat mengetahui lahirnya kakek, buyut dan canggah anda seolah-olah lahir diwaktu yang sama, tidak bisa ditipu karena dapat membaca isi hati. wasis, cermat dan sakti. mengerti sebelum sesuatu terjadi, mengetahui leluhur anda, memahami putaran roda zaman Jawa, mengerti garis hidup setiap umat, tidak khawatir tertelan (tenggelam) oleh zaman”

Maksudnya
Sangat teliti terhadap keadaan yang akan terjadi, mengetahui seluk beluk perkembangan keadaan masyarakat bagaikan hidup pada zamannya (kusus yang ada dalam pewayangan). Tidak bisa ditipu karena mengetahui maksud hati. Wasis, mumpuni dan cermat. Mengerti apa yang harus dikerjakan tidak usah ditunjukkan apa yang harus dikerjakan (kusus yang jadi tugas satrio piningit). Bisa mengetahui asal mula permasalahan. Mengerti perputaran zaman seperti perkiraan para leluhur tanah jawa. Mengerti garis hidup setiap umat. Tidak kawatir tertelan zaman.
Data:
-Mengetahui sesuatu akan terjadi, karena satrio piningit mengatakan akan ada kejadian harus terjadi. Satrio piningit memang dituntut untuk bisa mengendalikan keadaan biar bisa terjadi seperti yang diucapkan. Jadi semua kajadian akan terjadi sebab memang satrio piningit harus bisa mendalangi semua kejadian besar yang ada didunia sampai keadilan terwujud. Selanjutnya satrio piningit disebut juga “satria mandala” yang atrinya menegakkan hukum dengan cara mendalangi peristiwa.
Bisa menceritakan permasalahan dengan gamblang cukup dengan menterjamahkan wayang. Jadi hanya peristiwa yang ada dalam pewayangan yang bisa diceritakan dengan gamblang.
-perkembangan permasalahan itu diumpamakan bagaikan orang yang punya anak turun. Dari seseorang punya anak. Permasalahan berkembang lagi bagaikan orang yang punya cucu dst.

- wasis = orang yang mengerti pitutur leluhur tanah jawa yang berupa pewayangan/ jongko itu berhak menyandang sebutan  murid / siswa ( kalau dibalik jadinya wasis).
-waskita = (was/ awas) = kita harus selalu awas terhadap perkembangan keadaan.
Memahami putaran roda zaman jawa maksudnya mengerti apa yang harus diucapkan untuk mendalangi peristiwa sehingga keadaan bisa terbalik seperti yang diceritakan dalam jongko tanah jawa. Misalnya bagaimana cara dunia yang selama ini dalam cengkeraman Yahudi dengan memanfaatkan Amerika Serikat bisa dirubah menjadi dunia lebih banyak mendengarkan nasehat dari ulama masjidil haram.
Mengetahui garis hidup setiap umat itu sepengetahuan saya, tingkat baik buruknya orang bisa diketahui dari hasil perang tanding perang dunia. Disitu nanti akan terjadi pemeringkatan hasil perang tanding selanjutnya ditentukan apa yang jadi haknya.
-Tidak khawatir tertelan zaman = pengaruhnya tidak bisa dihilangkan karena manusia seperti dia sudah dijanjikan oleh allah swt pasti ada. Tetap eksis mengendalikan/ mendikte dunia sampai keadaan dunia menjadi baik. Hanya ada satu sepanjang umur bumi, adanya dizaman diakhir. Biarpun satrio piningit akan dihilangkan dengan berbagai macam cara termasuk oleh PBB, tetap tidak akan bisa hilang. Semua itu sudah jadi janjinya allah swt pasti ada.

168. mula den upadinen sinatriya ikuwus tan abapa, tan bibi, lola awus aputus weda Jawa mung angandelake trisula, landheping trisula pucuk gegawe pati, utawa utang nyawa sing tengah sirik gawe kapitunaning liyan, sing pinggir-pinggir tolak colong njupuk winanda.
- “oleh sebab itu carilah satria itu yatim piatu, tak bersanak saudara sudah lulus weda Jawa, hanya berpedoman trisula, ujung trisulanya sangat tajam membawa maut atau utang nyawa, yang tengah pantang berbuat merugikan orang lain, yang di kiri dan kanan menolak pencurian dan kejahatan”.

Maksudnya
Makanya carilah seorang ksatria yang sendirian (dalam menjalankan tugas), tidak memiliki atasan seandainya diumpamakan orang, orang itu tidak memiliki bapak dan ibu. Dia adalah orang yang lulus (berhasil/ bisa) menguasai weda jawa dengan mengandalkan trisula. Adapun hukum yang paling berat dan harus ditegakkan adalah hukuman mati atau hutang pati dibayar pati. Prinsip penegakan hukum yang lain adalah pantang merugikan orang lain, menolak pencurian dan kejahatan.
Data:
- yatim piatu, tak bersanak saudara = sebagai ratu adil, tentulah dalam melaksanakan tugasnya sp tidak pandang bulu.

-tanpa bapa lan bibi = masalah ilmu pengetahuan cara menjadi satrio piningit dan apa yang harus dilakukan satrio piningit, semuanya dipelajari sendiri. Seandainya dibuat perumpamaan bagaikan orang yang tanpa bapa lan bibi.
-trisula = menegakkan hukum didunia dengan mengandalkan tiga prinsip yaitu jujur, benar dan tegak.
- weda jawa = filsafat = sebab-akibat dari para leluhur tanah jawa. Mengendalikan keadaan dunia dengan menggunakan pewayangan. Sebab pewayangan diceritakan terlebih dahulu anti akan terjadi apa yang telah diceritakan dalam pewayangan. Contohnya sebagai berikut. Dalam pewayangan dicaritakan besok akan ada perang antara Saudi dan Israel. Dengan memanfaatkan terjemah pewayangan, satrio piningit segera mempersiapkan pasukan perang dalam jumlah yang besar di Timur Tengah mengantisipasi adanya serangan dari Israel terhadap Saudi. Israel yang merasa dikepung oleh pasukan perang dalam jumlah besar yang diprakarsai oleh satrio piningit menjadi emosi. Untuk melakukan serangan ke Saudi, besok Israel akan mencari alasan. Jadi perang antara Arab Saudi dan Israel itu insyaallah ada sungguhan. Penyebabnya adalah, dengan memanfaatkan terjemah wayang kalau besok Israel menyerang Saudi, satrio piningit segera menggalang kekuatan yang besar untuk persiapan perang. Israel merasa diprovokasi (dasar manusia mudah emosi) terpancing, mencari alasan untuk melakukan serangan ke Saudi. Karena mengawali serangan ke Saudi, besok pengakuan terhadap negara Israel akan dicabut.
- secara fisik satrio piningit seperti kita yang memiliki sabab (orang tua). Tetapi dalam melaksanakan tugasnya beliau tidak pandang bulu, tidak ada yang mengajari dalam menentukan keputusan permasalahan. Dalam pewayangan disebut juga bocah bajang. Harus bisa jadi juRU kunCI strategi mengatasi permasalahan, dalam pewayangan disebut dewa RUCI.
169. sirik den wenehi ati malati bisa kesiku, senenge anggodha anjejaluk cara nistha, ngertiyo yen iku coba aja kaino, ana beja-bejane sing den pundhuti ateges jantrane kaemong sira sebrayat
- “pantang bila diberi hati mati dapat terkena kutukan, senang menggoda dan minta secara nista, ketahuilah bahwa itu hanya ujian, jangan dihina, ada keuntungan bagi yang dimintai artinya dilindungi anda sekeluarga”

Maksudnya
-pantang bagi satrio piningit melakukan tindakan yang tidak berperi kemanusiaan, (pantang) senang menggoda orang dan (pantang untuk) meminta dengan cara yang nistha. Ketahuilah seandainya melakukan tiga hal itu hanyalah untuk menguji sebelum memutuskan sebuah permasalahan. Jangan sampai dihina. Beruntunglah orang yang dimintai oleh satrio piningit artinya dilindungi anda sekeluarga.
Data:
- hati mati = yang tidak berprikemanusiaan.
- menggoda = karenan banyak menyampaikan kritik, oleh pemerintah dan rakyat terasa seperti orang yang mengganggu.
- minta secara nista = minta yang secara logika gak pantas untuk di minta. Seperti minta mobil kepada seorang pemilik mobil dll.

Analisa:
-satrio piningit tidak akan melakukan tindakan yang tidak berperi kemanusiaan, menggoda orang dan meminta dengan cara nista.
-seandainya satrio piningit melakukan tiga hal tadi (menggertak akan melakukan tindakan yang tidak berperi kemanusiaan, dll) itu hanyalah ujian (test) sebelum sp memutuskan permasalahan. Terkadang memang ada permasalahan yang tidak bisa dituntaskan dipersidangan. Untuk memutuskannya terpaksa ditest bagaimana sikap, raut wajah mereka dll. Setelah diketahui baru diputuskan. Contohnya adalah ceritanya nabi Sulaiman as memutuskan bayi yang jadi rebutan dua wanita.
Seandainya satrio piningit melakukannya janganlah dihina.
- Benar-benar berungtunglah orang yang dimintai sesuatu oleh satrio piningit bararti dia dan keluarganya dijaga. Kenapa satrio piningit tidak berani mengajukan permiantaan pada sembarang orang. Hanya kepada orang yang benar-benar disayang yang nanti akan dijaga (diringankan) dari beratnya keadaan perang dunia. 1) Satrio piningit takut terlalu banyak menerima pemberian atau pertolongan, karena semua itu apabila ditinjau dari hukum rimba hukumnya adalah hutang budi yang harus dibayar saat hukum pembalasan diterapkan.
2) satrio piningit takut dengan pepatah karena jasa ingin ikut kuasa. Dikawatirkan karena banyak bantuan kepada satrio piningit, orang itu ingin ikutan memikirkan pekerjaan satrio piningit yang beakibat tidak bisa independen dalam memutuskan permasalahan.
3) Satrio piningit memiliki trauma dengan pemberian yang diungkit-ungkit.
170. ing ngarsa Begawan dudu pandhita, sinebut pandhita dudu dewa, sinebut dewa kaya dene manungsa dudu seje daya, kajawaake kanti jlentreh gawang-gawang terang ndrandhang
- “di hadapan Begawan bukan pendeta, disebut pendeta bukan dewa, disebut dewa namun manusia biasa bukan kekuatan lain, diterangkan jelas bayang-bayang menjadi terang benderang”

Maksudnya
Dihadapan ulama/orang berilmu, satrio piningit bukan kyai (profesor, dll). Disebut kyai (profesor, dll) satrio piningit bukan orang yang memiliki kedudukan yang  sangat tinggi. Dikatakan orang yang memiliki kedudukan yang sangat tinggi ternyata kalau diperhatikan dia adalah rakyat biasa (manusia biasa saja) ….. Satrio piningit bisa menjelaskan cerita pewayangan hingga terasa terang benderang (dengan detail).
Data:
Begawan = (bek/ penuh, gawan/ bawaan ilmu) = berilmu, ulama, bisa juga mungkin profesor atau negarawan.

Analisa:
-satrio piningit akan membuka tabirnya terhadap beberapa yang dipandang perlu. Cerita terjemah pewayangan disampaikan tanpa mengenakan topeng hanya pada orang-tertentu tertentu yaitu team penerangan terjemah pewayangan. Dalam pewayangan team ini dikatakan Sumbadra (rara ireng). Saat menyampaikan terjemah pewayangan dimuka umum nanti akan mengenakan topeng. Jika anda sedang berguru pada begawan dan melihat seorang anak muda yg diperlakukan “lebih” layaknya pendeta atau dewa janganlah bingung.
- satrio piningit manusia biasa kesaktiannya tanpa azimat.
- tampaknya begawan tersebut bertanya terhadap satrio piningit tentang sesuatu sehingga jelas. berhubungan dengan kalimat: “masih muda dipanggil orang tua”.
- intinya bait 169-170 = WASPADALAH..WASPADALAH.. terhadap sosok pemuda aneh.


Baca Juga
jakapingit.blogspot.com

Tertanda 
Jaka Pingit

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Ramalan Jayabaya Bait 165 - 166

JP - 5 Jamur Dipo

Misteri Ramalan Jayabaya Bait 173